Senin, 10 Oktober 2011

Melawan Raksasa


MELAWAN RAKSASA
Di hutan larangan muncul sesosok Raksasa pemakan hewan dan buah-buhan hutan. Raksasa ini ganas. Selalu lapar. Hingga membuat semua hewan di hutan ketakutan.
Mereka lalu berunding untuk melawan Raksasa, namun ternyata tak satupun diantara mereka berani berhadapan dengan aksasa yang gans itu. Ketika mereka sedang ramai berbicara, si Kancil lewat. Si Kancil heran karena para hewan yang biasanya suka bercanda, hari itu tampak bersedih. Si Kancil mendekati mereka dan mendengarkan apa yang sedang dirundingkan.
Si Kancil berfikir keras. Kemudian katanya, “wahai, teman-temanku, aku tau kalian merasa terancam, karena ku dengar Raksasa itu suka melahap monyet, juga kerbau. Tapi, jika kalian bersatu, keberanian akan tumbuh. Didukung siasat yang jitu, kalian pasti mampu mengalahkan Raksasa itu.”
“ sebenarnya aku tidak khawatir,”kata si beo
“aku kan bisa terbang jadi tak mudah bainya untuk menangkapku. Yang kukhawatirkan seandainya dia menemukan sarangku. Asti telur-telurku dan anak-anakku yang masih kecil-kecil akan dilahapnya.”
Si Kancil yangsejak tadi memutar otak tetap tenang saja. Gajah yang berbadan besar itu tampak paling gelisah. “cil! Tolong bei kami petunjuk untuk melawan Raksasa buas itu!”
Kancil mengutarakan siasatnya,”aku akan menemui Raksasa. Coba kau, beo, liat ari udara. Carilah dimana Raksasa berada. Teman-teman yang berbadan besar, gajah, kerbau, lembu, kalian pergi ke hulu sungai. Bendunglah sungai itu. Pakailah batang-batang pohon pisang untuk merapatkan endungan, juga dedaunannya. Setelah aku berunding dengan Raksasa, aku akan pergi bersamanya kebagia hilir sungai.”
“hei beo, awasi aku terus dari udara.” Kata Kancil.” Aku akan menggarukgaruk kepalaku sebagai isyarat. Nanti kalau aku beri isyarat itu, kau terbang ketempat gajah dan kawan-kawan di hulu. Katakan pada mereka agar bendungan dibuka. Akan ada banjir. Air bah itu akan turun melanda bagian hilir. Aku dan Raksasa pasti akan melihatnya.” Kalian semua jangan menampakkan diri. Menyisihlah ke tempat lain.”
Kancil menemui Raksasa. “wahai tuanku Raksasa yang gagah perkasa.” Raksasa agak terkejut “ hai Kancil!berani benar kau mendekatiku. Untung perutku masih penuh.”
“tenaglah tuanku. Aku datang kemari karena ingin mengangkat tuanku menjadi raja penguasa di hutan ini. Aku akan melayani keperluan tuan sehari-hari!”
“wah! Benarkah kau akan memanjakanku setiap hari?”
“tua tidak cukup hanya memakan daging dan buah-buahan saja. Bahkan air tawar yang banyak terdapat di sungai adalah makanan yang banyak mengandung gizi. Kita bisa memasang jaring atau mengailnya. Kancil lalu mengajak Raksasa berjalan ke tepi sungai. Mereka bertengger di sebatang pohn yang sangat besar dan rimbun daunnya, serta panjang sulur-sulurnya. Sambil mengawasi ikan-ikan di sungai.
Tak lama kemudian Kancil memberi isyarat. Maka banjirlah sungai itu. Setelah air bah reda si Kancil mengecek ke bawah. Si Raksasa mengkutinya. “lihatlah, tuan Raksasa banyak kan besar yang tersangkut di semak-semak. Kita tinggal memungguti mereka.
“ayo, kita pesta ikan bakar,”sahut si Raksasa.
Kancil dan Raksasa memungguti ikan-ikan yang tedampar itu. Raksasa kegirangan karena hari itu dia pesta ikan panggang. Kancil kemudian minta diri. Raksasa merasa senang mendapatkan teman yang menyenangkan.
“silahkan sahabatku. Kapan-kapan datanglah kemari lagi. Aku akan sediakan buah-buahan segar untukmu.setelah meninggalkan Raksasa, si Kancil menjumpai kawan-kawannya di tengah hutan itu.”cil, payah kamu. Kami yang bersusah payah membendung sungai, kamu yang enak-enakkan berpesta pora ikan panggang dengan Raksasa.
Beberapa waktu kemudian Kancil mengumpulkan teman-temannya lagi. Rupanya ia sudah mempersapkan rencana kedua. Kancil memerintahkan hewan-hewan bertubuh besar untuk membendung sungai lagi. Bahkan dimintanya agar bendungan yang mereka bikin itu lebih tingga dan lebih rapat. Si monyet dan teman-temannya dimintanya untuk mempersiapkan tali-tali rotan sebanyak-banyaknya. Burung beo tetap dijadikan mata-mata dan penghubung dari udara.
Si Kancil bersama para monyet lalu menemui si Raksasa. Raksasa senang melihat kehadiran Kancil. Kancil yang sudah dipercaya itu lalu berkata, perlu tuan ketahui, saya mendengar kabar dari langit bahwa manusia di bumi akan dihukum, karena mereka sering melakukan hal-hal yang buruk, berbuat maksiat, suka berbhong, suka menindas sesamanya. Bumi termasuk seisi hutan ini akan dilanda banjir bandang seperti di zaman nabi nuh. Kita harus segera menyelamatkan diri. Kita naik ke pohon saja.”
Si Kancil dan Raksasa memanjat pohon besar yang bersulur-sulur itu.
“ kita akan lebih aman lagi kalau kita ikat tubuh kita dengan sulur-sulur ini. Agar tidak terlempar ke dalam sungai.” Kancil mulai mengikat dirinya sendiri dengan sulur-sulur yang terjulur.Raksasa itu mengikuti tingkah si Kancil. Gerimis mulai jatuh. Para monyet ikut membantu mengikat tubuh Raksasa dengan kuat sekali. Raksasa sangat percaya pada Kancil maka dia menurut sajaapa yang diperintahkan Kancil dan diperbuat oleh para monyet.
Air bah segera datang dengan suara gemuruh. Sementara itu mnyet-monyet itu terus saja melilitkan rotan ke tubuh si Kancil dan Raksasa. Ikatan pada si Kancil tidak begitu kuat. “tidak usah khawatir, tuanku, kata si Kancil. “kita aman di atas pohon ini. Air bah tidak akan mencapai tempat kita ini. Apalagi kawanan monyet ini akan selalu melayani kita, karena kita memperbolehkan kita tinggal di pohon ini sambil membantu kita.”
Air bah ternyata tidak segera reda, karena hujan lebat memang sedang turun di wilayah hulu sungai. Si Raksasa rupanya merasa aman. tubuhnya terayun-ayun di atas pohon besa. Ketika senja tiba si Raksasa tampak tertidur pulas. Sementara Kancil dan kawan-kawannya elepas semua tali rotan di badan mereka masing-masing. Perlahan-lahan mereka turun dari atas pohon besar itu, kemudian menghilang secept kilat ke dalam hutan. Hari telah berganti malam, Raksasa tetap terikat erat diatas pohon. Keesokkan harinya si beo mendapat tugas mengintip keadaan si Raksasa. Dari kejauhan terlihat gergasi itu berusaha melepaskan diri dari lilitan sulur dan rotan yang mengikat tubuhnya. Tapi percuma saja, ikatan itu sangat kuat. Akhirnya si Raksasa mati di atas pohon. Semua binatang merasa senang karena terbebas dari ancaman maut Raksasa. Kancil memang bertubuh kecil tapi akalnya betul-betul hebat luar biasa.

5 komentar:

  1. bagus saya pasti akan selalu mengikuti kalau bisa disesuaikan dengan nilai nilai perkembangan anak

    BalasHapus
  2. Tolong yang rangkumannya dongg😊

    BalasHapus
  3. Tolong yang rangkumannya dongg😊

    BalasHapus